Breaking News
Loading...

Info Post
Jika sekitar beberapa bulan belakangan ini kita melihat gerai (7-Eleven) yang lebih sering ditongkrongi oleh muda-mudi sambil mamanfaatkan fasilitas wi-fi gratis yang disediakan oleh gerai tersebut, kini gerai yang ada tutup secara keseluruhan.


Setelah memutuskan menutup seluruh gerai 7-Eleven (Sevel) di seluruh Indonesia, PT Modern Sevel Indonesia (MSI) masih meninggalkan kewajiban yang harus diselesaikan kepada kreditur dan suppliernya. 



Beberapa hari lalu, MSI menggelar pertemuan dengan para kreditur, untuk mencari jalan keluar atas perkara utang-piutangnya dengan konsultan dari Borrelli Walsh sebagai mediator. 



Menurut bahan pertemuan tersebut, MSI saat ini memiliki total aset Rp 222,2 miliar. Sementara total kewajiban kepada kreditur mencapai Rp 1,054 triliun. 



Kewajiban tersebut terdiri dari kewajiban terhadap pegawai Rp 20,7 miliar, kewajiban pajak Rp 43,9 miliar, utang bank Rp 603,7 miliar, utang supplier Rp 203,4 miliar. Lalu, utang ke perusahaan keuangan seperti leasing peralatan Rp 69,3 miliar dan pihak lainnya Rp 113,7 miliar. 



Dari total utang bank tersebut, sekitar Rp 165 miliar merupakan utang dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Pihak Bank Mandiri pun sedang menunggu proses pengajuan proporsal penyelesaian utang dari MSI, meskipun komunikasi dari kedua pihak masih tetap berjalan.



"Kami sudah ada beberapa kali pertemuan dengan mereka. Terakhir masih di bulan ini, yang jelas kami menunggu proposal mereka, skema penyelesaiannya seperti apa. Ini masih kita tunggu," kata Senior Executive Vice President (SEVP) Bank Mandiri, Agus Sudiarto, saat dihubungi detikFinance, Selasa (15/8/2017).



Sementara Group Head Special Asset Management Bank Mandiri, Nur Susilo Wibowo, saat dihubungi terpisah menambahkan utang MSI direstrukturisasi di awal 2017 karena Sevel akan diakuisisi oleh PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), melalui anak usahanya PT Charoen Pokphand Restu Indonesia (CPRI).



"Nah karena akuisisinya batal, oleh karena itu harus cari penyelesaian dengan sumber yang lain," terangnya.



Menurut Susilo, MSI telah gagal bayar cicilan angsuran dan bunga sejak Maret 2017. Adapun utang MSI ke Bank Mandiri jatuh tempo pada akhir September 2017.



Kendati begitu, menurut Susilo, MSI masih menunjukan itikad baik. MSI masih menjalin komunikasi dengan Bank Mandiri untuk alternatif penyelesaian utang.



"Bank Mandiri masih menunggu proposal penyelesaian yang bankable. Namun apabila dalam jangka waktu dekat tidak ada proposal yang konkret dan bankable maka kami akan pertimbangan untuk likuidasi agunan dan langkah hukum lainnya. Dalam waktu dekat kami akan melakukan pertemuan lagi," tukasnya


Sumber : www.detik.com